Burger Batok Indonesia

Nggak nyangka, ternyata burger asli Indonesia ini rasanya enak sekali. Pertama dari segi roti, rotinya yang dirancang dengan komposisi resep pribadi, terasa sangat empuk dengan ukuran perut Indonesia yang nggak besar tapi juga nggak kecil. Lalu dari sisi daging, percampuran antara daging, telur dan tepungnya pas. Rasa dagingnya benar-benar terasa daging dan yang penting terletak pada aromanya nih.


Berhubung ketika masak daging, dagingnya diungkep dengan batok kelapa, alhasil asapnya nggak kemana-mana atau merasuk kembali ke dalam dagingnya. So, rasa asap di dagingnya ini bikin ciri khas yang membedakannya dengan daging burger lainnya.
Dari sisi mayonnais atau bisa disebut mayones racikan sendiri ini juga rasanya sudah disesuaikan dengan lidah Jowo terutama Jawa Tengah yang suka manis. Tapi manisnya nggak neg, karena kan sudah bercampur dengan asam mayones. Hm, gimana yah? Yang jelas buat saya sih rasaya cocok banget.
Dan ini dia yang membuat mengapa pemiliknya berani mengklaim Burger Indonesia, karena burger yang biasa menggunakan sayur lettuce, disini diganti dengan kol. Sayuran khas Jogja yang biasa digunakan untuk campuran pada sate, nasi goreng , dan atau mie khas Yogyakarta.
Ternyata kol enak juga loh dijadikan campuran burger. Apalagi mengingat khasiat atau manfaat kol. Dimana aneka vitamin dan kandungan yang ada dapat menyembuhkan luka di perut, penunjang penyembuh kanker dan sakit kepala. Dan masih banyak manfaat lainnya yang berguna bagi kesehatan.
Tapi ya makanan sesehat apapun, kalau kebanyakan juga nggak baik. Kayak obat bisa menyembuhkan penyakit tapi kalau dimakannya kebanyakan juga gak bagus kan? Minum air kalau kebanyakan juga mabok toh?
Kopi Kuwalat
Oya, selain burger disini juga ada minuman yang unik-unik di burger batok yang berlokasi di Jl. Swadaya no 22 Kalimalang, Jakarta Timur ini. Waktu itu saya pesan Kopi Kuwalat. Dimana kopi ini sebetulnya adalah kopi tongkrongan di warung kopi di desa-desa sana. Yaitu cara minumnya aja yang beda, yakni gelasnya dibalik lalu kita minumnya dari bawah. Tapi disini dikasih bantuan sedotan biar nggak ribet he-he-he…. Yang jelas, kopinya adalah kopi tanpa ampas dengan rasa kopi asli Indonesia yang tidak membuat mag saya kambuh.
Lalu, saya juga pesan teh mbaurekso. Ini si teh poci biasa sebetulnya. Tapi karena di Jakarta susah nian mencari penjual teh poci, waaah rasanya nikmat sekali diminum saat udara dingin begini. Teh khas Slawi Tegal yang harum, diminum bersama dengan gula batu dan diseduh pakai kayu manis, yoalaaaaa … yihi yipi enak tenan.
Minum teh ini saya ditemani sama singkong goreng keju yang wow wow wow … enak sekali. Ternyata mereka menggunakan teknik memasak yang berbeda dengan penjual gorengan lainnya. Singkong dibuat dengan metode French Fries .. itu lho kentang goreng beku yang tinggal digoreng aja.
Jadi, singkong yang sudah dipilih direbus dengan bumbu bawang putih. Lalu dibekukan. Kalau ada orang beli, baru digoreng dan diberi taburan keju dan susu kental manis. Waaaah, ya ampuuun mantab sekali. Rasaya gurih garing dan basah didalam dengan rasa keju dan susu yang lumer di lidah… nyam nyam...
Pemiliknya Mbak Indri dan Mas Agung adalah penggagas Burger Batok ini. Nggak heran kalau banyak berbau Jogja, karena usut punya usut, mbak Indrinya berasal dari Jogja. Oya, demi kelezatan yang berkualitas, maka burger pun baru akan dibuat ketika ada yang memesan, jadi ketika sampai di meja, burger masih dalam keadaan panas.
Wow.... aromanya sampai ke ruang kerjaku nih. Astaga, aku jadi pengen kesana. Burger dan singkong juga nuansa warung yang sangat ngangenin.
Untuk harga juga sangat bersahabat, Burger Batok tanpa keju Rp 12.000, pakai keju Rp 13.000, kopi kuwalat Rp 5.000 dan singkong goreng keju Rp 9.000. (Catur Guna Yuyun Angkadjaja)

» Read More...

Mi Fatta dan Nasi Tim

Hari ini adalah hari terakhir kunjungan kami di Belitung. Hmm makan apa lagi ya? Makanan khas yang cuma ada di Belitung. Akhirnya saya tanya ke Mas Dendi, tour guide kami. Dendi menyarankan untuk makan Mi Fatta. Katanya terkenal dan enak. Oke deh, kita cobain yuk.... Tanpa berpikir lama-lama, kami langsung meluncur ke sana. Mi Fatta, here we come ...


Tidak susah kok untuk mencari Mi Fatta, lokasinya ada di Jl. Sriwijaya nomor 27, Belitung. Rumah makannya masih terkesan sedikit kuno dan sederhana, dan berada di sebuah ruko dengan meja yang hanya ada beberapa buah saja. Tapi, jangan under estimate dulu dengan rasanya hehe...
Mi Fatta adalah salah satu Mi Belitung yang cukup terkenal di kalangan para wisatawan. Saya pesan satu deh, teman saya pesan Nasi Tim Ayamnya.  Ternyata rumah makannya lumayan rame lho. Dan sambil menunggu minya matang, saya nyemil emping yang ada di meja. Tidak lama kemudian, datang juga mi dan nasi tim kami. Wahh keliatannya enak sekali lho minya.
Mi Fatta berwarna kuning dan diberi topping tahu, kentang, taoge dan disiram kuah kecokelatan yang agak kental. Kemudian diberi emping sebagai pelengkapnya. Nyam nyam.... saya tidak sabar untuk mencobanya. Kita coba suapan pertama, .... hmmm, rasanya enak juga. Minya kenyalnya pas dan bumbu kuahnya juga lezat.
Coba ya saya beri sambal supaya lebih mantap. Kemudian saya aduk-aduk, ... slurrpp... wah jadi lebih mantap nih rasanya. Awalnya memang biasa saja rasanya, tapi begitu diberi sambal rasaya jadi enak banget.
O iya kami juga mencoba menu lainnya, yaitu Nasi Tim Ayam. Rasanya enak lho, apalagi di campur dengan kuahnya yang lezat. Waktu kami makan, ada beberapa orang yang beli nasi tim untuk dibungkus juga. Nasi Tim Ayam memang enak untuk dimakan dalam segala suasana.
Berkunjung ke Belitung, belum lengkap rasanya kalau belum makan Mi Fatta, karena ini salah satu tempat makan favorit bagi wisatawan, dan merupakan mi khas Pulau Belitung.  (Ita)

» Read More...

Sup Jagung Kepiting

Masih dalam tur kami di Pulau Belitung, setelah capek main seharian di pantainya yang eksotis itu, kini tiba saatnya untuk makan malam. Perut sudah keroncongan, sudah waktunya cari makan-makanan enak, hmm.... Makan seafoodenak kali ya. 


Mas Dendy, tour guide kami, menyarankan untuk makan di Bukit Berahu. Langsung deh kita meluncur ke Bukit Berahu meskipun tempatnya agak terpencil, tetapi pasti tidak sulit untuk dicari. Sebab, restoran ini terletak di atas Hotel Bukit Berahu. Anda tinggal tanya penduduk, mereka pasti tahu.
Restorannya cukup nyaman dan lumayan besar, menu-menu yang disajikan juga cukup beragam. Kami pesan Sup Jagung Kepiting, Ikan Kakap Asam Manis, Udang Goreng Tepung, dan Kangkung Terasi. Menu yang kami pesan pun sesuai dengan rekomendasi Mas Dendy, kami percaya saja deh sama tour guide-nya karena yang direkomendasikan pasti enak-enak.
Sup Jagung Kepiting-nya datang terlebih dahulu sebagai menu pembuka. Wah, porsinya banyak sekali, bisa untuk lima orang saya rasa. Aroma Sup Jagung Kepiting-nya membuat saya tidak sabar untuk cepat-cepat menyantapnya. Slurrpp.... uenak tenan. Daging kepiting banyak, jagungnya juga manis ... lezat banget. Belum lagi ditambah taburan bawang goreng yang membuat aroma sop ini jadi makin harum.
Berikutnya datang si Ikan Kakap Asam Manis, penyajiannya sangat menggoda. Pertama saya cicipi dulu kuah asam manisnya, perpaduan rasa asam dan manisnya pas banget, lezat. Daging ikan kakapnya juga enak, dibuat fillet yang digoreng tepung, kemudian disiram kuah asam manis.... Mantap.
Udang Goreng Tepung-nya juga enak, udangnya segar dan enak banget dimakan dengan sambalnya. Kemudian, jangan lupa sayurnya Kangkung Terasi. Pastinya memakai terasi khas Belitung, ini juga enak dan rasanya agak pedas. Top deh Bukit Berahu. (Ita)

» Read More...

Iga Bakar Si Jangkung

Menu iga penyet dan iga bakar memang sedang jadi tren akhir-akhir ini. Saya pun mendapatkan rekomendasi dari seorang teman yang tinggal di Bandung untuk mencoba Iga Bakar Si Jangkung. Dan kebetulan, weekend kemarin saya dan teman-teman pergi ke Bandung.
Rencananya, pagi-pagi kami langsung pergi ke Kawah Putih yang ada di Ciwidey, dan malamnya baru kami mampir ke Bandung untuk makan malam. Langsung deh nama Iga Bakar Si Jangkung muncul di benak teman saya. Kami pun setuju untuk mencicipi kelezatan Iga Bakar Si Jangkung.


Langsung saja saya mengarahkan mobil saya ke Jalan Cipaganti karena Si Jangkung berada di situ, tepatnya sebelum Masjid yang ada di Jalan Cipaganti ini. Mudah sekali untuk menemukannya karena Jalan Cipaganti sangat terkenal di Kota Bandung. Parkiran di depan Si Jangkung sudah penuh semua, jadi saya parkir agak jauh.
Wuih, benar saja... ramai sekali, pas malam minggu pula. Tapi karena teman saya bilang harus cobain, ya udah deh kami ikutin aja, he-he.... Waktu ngantre aja penuh pengorbanan, menunggu kira-kira sampai 45 menit. Tapi karena penasaran, ya saya dan teman-teman menunggu dengan sabar.
Iga Bakar Si Jangkung lebih terkenal dengan iga bakar kambingnya. Ada pula Iga Bakar Sapi. Menu Tongseng juga ada, Tongseng Kambing, Tongseng Sapi, Tongseng Ayam, Sate, dan masih ada lagi yang lain.
Akhirnya, kami dapat tempat duduk juga dan kami langsung pesan Iga Bakar Kambing dan Iga Bakar Sapi. Uniknya iga bakar di sini dihidangkan di hotplate yang terbuat dari tanah liat. Jadi, saat di hidangkan, masih ada percikan-percikan minyak panas.
Hati-hati waktu si Iga Bakar datang, jangan sampai terkena percikan panasnya. Wah aromanya sangat menusuk hidung. Saya cicipi yang kambing dulu, nyam-nyam, dagingnya empuk dan rasanya pedas manis. Uenak euy....
Yang daging sapi juga enak, dagingnya empuk dengan campuran bumbu pedas manis yang mantap. Enak banget lho, pantesan saja teman saya ngotot makan di sini. Penantian selama 45 menit serasa tidak sia-sia. Selain itu, harganya juga sangat murah. (Ita)
Menu: Iga Bakar Kambing, Iga Bakar Sapi, Tongseng Kambing Biasa, Tongseng Kambing Special, Tongseng Sapi, Tongseng Ayam, Krengsengan Kambing, Krengsengan Sapi, Krengsengan Ayam, Gulai Kambing, Sate Goreng Kambing, Sate Goreng Sapi, dan Sate Goreng Ayam.

» Read More...

Kepiting Asap Randusanga

Pernah dengar tentang enaknya kepiting asap? Beberapa bulan lalu, ayah saya pulang membawa kepiting asap. Hmm..., awalnya saya tidak terlalu tertarik, tetapi begitu saya coba bumbunya, waaahhh enak sekali, agak pedas dan terasa wangi daun kemangi. Bumbunya sangat menggugah selera makan saya.


Ketika beberapa hari lalu saya ke Cirebon, Jawa Barat, saya ajak ayah saya makan di Randusanga, Brebes, Jawa Tengah, karena saya masih penasaran dengan tempatnya dan ingin mencicipi kepiting asap yang masih panas. Kepiting asap yang kami makan waktu itu berasal dari rumah makan Bapak Slamet, yaitu Gusti Cafe. Randusanga terletak di Kompleks Pariwisata PARIN Brebes. Tidak sulit menemukan lokasinya. Ada papan petunjuk yang menunjukkan jalan masuk ke Gusti Cafe ini.
Dari jalan raya Brebes-Tegal, nanti ada papan petunjuk "Seafood Gusti" dengan tanda panah, masuk ke jalan gang sekitar 1 kilometer menuju taman wisata Randusanga. Tenang, jalannya cukup untuk dilalui mobik, kok.
Sepanjang jalan masuk banyak rumah makan yang menyajikan kepiting asap, tetapi kami tetap pada tujuan, Gusti Cafe. Untuk mencapainya, kami harus masuk daerah wisata Randusanga terlebih dahulu. Tiket masuknya hanya Rp 1.500 per orang. Begitu masuk daerah wisata ini, langsung terlihat pantai utara dan pasir hitamnya. He-he..., bukan pasir putih lho..., tetapi cukup bersih, kok.
Begitu sampai, Bapak Slamet langsung menyapa ayah saya dan kami ngobrol sebentar sambil dia merekomendasikan beberapa menu andalannya. Pak Slamet menyarankan kepiting asap (pastinya), udang bakar madu, kepiting saus padang, dan ikan kanang bakar. Yup, kami pesan semua yang dia rekomendasikan. Namun, khusus kepiting asap, kami pesan dua ekor karena kami sudah tahu kelezatannya. O, iya, ada juga bandeng lumpur, tetapi kami tidak sempat mencobanya karena sudah terlalu banyak lauknya.
Begitu kepiting asap kami datang, saya langsung mencobanya. Satu kata untuk kepiting asapnya,uenaaaak! Kepiting yang dipilih Pak Slamet ini berukuran sedang. Jadi, dagingnya sangat segar dan manis.
Menurut saya, ini kepiting paling enak yang pernah saya makan. Kepiting saus padangnya pun sangat enak, pedas, dan segar. Udang bakar madunya top banget. Apalagi ikan kanang bakarnya, lezat.... Wah, saya kehabisan kata-kata nih untuk menggambarkan enaknya seafood di tempat Pak Slamet ini. Silakan Anda coba sendiri. Harganya pun sangat terjangkau. (Ita) 

» Read More...

Udang Lembah Serayu

Mungkin dari nama tempatnya cukup unik, yaitu Lembah Serayu, karena memang berada di Lembah Sungai Serayu, tepatnya berada di tepi Jalan Raya Purwokerto - Bandung KM 17.
Kami datang pada saat jam makan siang sudah lewat, jadi terasa agak sepi. Meskipun tempatnya cukup sederhana, namun keramahan Ibu Suryati, pemilik rumah makan Lembah Serayu ini, membuat suasana menjadi lebih menyenangkan. Kami pun sempat mengobrol dengan beliau.


Ibu Aryati menceritakan sedikit mengenai awalnya membuka Warung Pojok Lembah Serayu ini, beliau memulainya pada tahun 1980. Setiap hari buka mulai jam 08.00 sampai dengan 20.30. Menurut Aryati, Lembah Serayu sudah menjadi langganan para pejabat daerah Jawa Tengah, seperti bupati Purwokerto, bupati Cilacap, bupati Purbalingga bahkan Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, yaitu Bapak Mardianto (mantan Menteri Dalam Negeri).
Menu yang disajikan di sini juga cukup unik dan mungkin jarang bisa ditemui di tempat lain, disini menyediakan Ikan Lunjar, Udang kali goreng, Udang kali masak bumbu rujak, pecak dan asam manis, semuanya berasal dari sungai (kali) Serayu yang terbentang luas di seberang rumah makan ini.
Jenis udang yang ada disini adalah udang 'watang', yang biasanya banyak ditemukan pada musim terang. Ada juga jenis udang Tepus dan Dogol. Kemudian ada juga Sayur Urap, Botok/Kluban, dan sayur bunga kecombrang. Makanan ini juga termasuk jarang ditemukan di tempat lain.
Akhirnya makanan kami datang juga, saya dan teman-teman langsung menyantap udang-udang dari Lembah Serayu ini. Kami mencoba udang kali goreng dan ikan lunjar khas Lembah Serayu, dan ternyata memang enak dan rasanya lumayan gurih, jadi bila Anda sedang melewati Jalan Raya Purwokerto - Bandung di KM17, cobalah mampir untuk mencoba kelezatan makanan khas rumah makan Lembah Serayu. Sangat menggoda lidah... (Yudi)

» Read More...

Ayam Betutu Gilimanuk

Hari ke-2 di Bali, jadwal kami adalah sesion foto di pantai Geger, Nusa Dua. Setelah seharian sibuk foto sana-sini dan kepanasan, perut kami sudah pasti keroncongan. Malam ini harus makan enak he-he... Mumpung di Bali, kami mau makan makanan khas Bali. Kemudian teman kami merekomendasikan ayam betutu gilimanuk. Hmm...boleh juga, karena kami juga belum pernah mencobanya.


Langsung deh kami beramai-ramai meluncur ke daerah Renon, makan di salah satu cabang mereka yang ada di Jl. Merdeka 88. Tidak sulit menemukan tempat ini, plang namanya terpampang lumayan besar dengan menampilan ikon komedian Bali yang sangat terkenal, yaitu Dollar. Foto Dollar yang sangat besar di pajang disini. Tempatnya sangat luas dan nyaman, ada beberapa tempat duduknya yang ditempatkan di area teras belakang yang terbuka.
Setelah melihat menunya, kami memesan menu spesial mereka yaitu ayam betutu goreng dan ayam betutu gilimanuk. O iya kami juga pesan sate kakul, yang terbuat dari keong. He-he... baru kali ini saya menemukan sate keong, patut dicoba.
Ayam betutu gilimanuk itu ayam yang dimasak dengan cara diungkep dan disajikan dengan kuah khas yang langsung di campur di ayam tersebut. Rasa daging ayam betutunya enak, lembut dan lezat kuahnya pun meresap sampai ke dalam daging ayamnya. Rasa kuahnya pun mantap, sedap agak pedas, dan enak pastinya.
Sekarang kita coba ayam betutu goreng-nya, bedanya dengan ayam betutu gilimanuk adalah ayamnya digoreng dan kuahnya yang dipisah. Jadi dagingnya bisa lebih kering, kemudian dicocol dengan kuahnya dan jangan lupa sambal khas Bali, yaitu sambal matah atau sambal mentah. Sekarang kita coba sate kakul-nya, sate yang terbuat dari daging keong dan ditaburi dengan sambal kacang seperti bumbu sate ayam. Rasanya enak juga, lebih tepatnya unik.
Mau cobain ayam betutu gilimanuk? Tidak perlu jauh-jauh datang ke Bali, karena mereka mempunyai beberapa cabang di Jakarta. (Ita)

» Read More...

Kerang Gong Gong

Bengkong Laut, pasti masih belum familiar dengan rumah makan ini. Yup, karena Bengkong Laut baru beroperasi beberapa bulan yang lalu. Saya dan adik saya pun datang kesini pada saat pembukaannya beberapa bulan yang lalu itu. Sudah pasti ramai sekali karena ini memang baru pertama kali buka.
Bapak Runata – pemiliknya tampak begitu ramah menyapa tamu-tamunya. Bengkong Laut adalah rumah makan yang menyajikan seafood sebagai menu utama mereka. Lokasinya ada di daerah Semanan, tepatnya Jl. Duri Kosambi Raya, Jakarta Barat.


Tempat duduknya kebanyakan berada di area open air. Lumayan luas dan cukup nyaman lho. Mari kita lihat menunya, Namanya juga Seafood Resto, sudah pasti ada kepiting, udang, cumi-cumi, ikan…. dan ada nih satu menu yang baru saya temukan disini, yaitu Gong-Gong, baru denger kan? He-he. Gong Gong adalah sejenis kerang berukuran lumayan besar, saya rasa ini masaknya hanya direbus, dan makannya hanya dengan cocolan sambal.
Seperti biasanya, saya pesan kesukaan saya yaitu kepiting lada hitam dan cumi goreng tepung. Rasanya belum afdol kalau ke rumah makan seafood tapi tidak makan kepiting, makanya menu kepiting lada hitam selalu ada didalam list saya. Nah kalau adik saya suka sekali makan ikan laut, makanya kami juga pesan ikan goreng saus thailand.
Tidak terlalu lama kami menunggu si kerang Gong Gong. Ukurannya lumayan besar, dan cara memakannya harus menggunakan bantuan sebuah tusuk gigi. Buat yang suka kerang, cobain deh Gong Gong ini. Unik dan rasanya juga enak, apalagi kalau dicocol dengan sambalnya. Saya pernah menemukan kerang Gong Gong ini sewaktu  makan seafood di Newton-Singapura, ternyata di sini juga ada he-he...
Saya rasa kepiting lada hitamnya cukup enak, begitu pula dengan cumi goreng tepungnya. O iya saya tadi kan kami pesan satu menu lagi yaitu ikan goreng saus thailand, nah yang ini nih enak banget lho. Ikan goreng yang yang dilumuri dengan saus thailand berasa asam manis agak pedas sedikit, mantap deh. Kemudian ada satu menu lain yang harus kalian coba yaitu bihun kepiting, rasa daging kepitingnya mantap abis... (Ita)

» Read More...

Mie Kedondong

Penjual mi yang bertahan hingga berpuluh tahun biasanya mampu mempertahankan kualitas hidangannya. Salah satu yang menerapkan itu adalah Mie Kedondong, depot mungil di Jalan Kedondong Lor I nomor 7C Surabaya yang setia menjamu pengunjungnya sejak 1977.
Mie bakso pangsit di Mie Kedondong sedap di lidah karena mi yang digunakan lunak tanda kesegaran. Menurut Ny Gunawan pemilik depot, mi dibuat dua kali setiap hari, pagi dan sore. Adapun depot di Kedondong Lor buka pukul 9.00-14.00 diselang istirahat dan kemudian buka kembali 16.00-21.30.
Karenanya, mi selalu segar. Selain itu, tidak ada bahan pengawet yang ditambahkan pada mi yang dibuat sendiri itu. Depot Mie Kedondong pun kini membuka cabang Di Jalan Kutai Surabaya dan Vila Bukit Mas Surabaya.


Pada mi bakso pangsit di Mie Kedondong, mi dilengkapi dua bakso berdiameter sekitar 2 cm, sebuah pangsit, sayur selada air, dan kuah kaldu. Baksonya enak, bukan hanya sagu, tetapi terasa berdaging dan garing. Pangsitnya juga membuat ketagihan karena adonan daging pangsit gurih dan cukup banyak.
Sebelum makan, sambil menanti mi pangsit bakso disiapkan, otak-otak ikan tenggiri bisa dikudap dengan saus kacang pedas manis. Otak-otaknya gurih dan sip banget di lidah.
Untuk pencuci mulut, saya memilih es siwalan - potongan siwalan atau lontar dipadu dengan sirup coco pandan. Segar dan manis. Membuat makan siang menjadi menyenangkan.

» Read More...

Soto Kudus Ala Pendopo

Pendopo 21 adalah restoran yang terletak di bilangan Kelapa Hybrida, daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tempatnya berkonsep minimalis dan bernuansa Jawa yang sangat kental, unsur kayu sangat mendominasi interiornya.
Makanan yang ditawarkan oleh Pendopo 21 adalah makanan khas Jawa Tengah, khususnya dari kota Kudus dan Semarang. Diantaranya adalah Soto Ayam Kudus, Nasi Pindang Ayam, Nasi Liwet Semarang, Ayam Goreng Kalasan, dan aneka sate, seperti sate telur puyuh, sate ati ayam, sate ampela, dan lain-lain. Menu Ayam Penyet dan Iga Penyet juga ada disini.


Pendopo 21 juga menawarkan berbagai minuman, mulai dari fresh juice, wedang jahe, teh poci... sampai es jahe kelapa juga ada. Salah satu yang sangat digemari disini adalah Es Jelly Pendopo, Es Jahe Kelapa, dan Es Durian Kopyor.
Kali ini saya dan teman-teman pesan soto ayam kudus, nasi pindang campur, nasi pindang pisah, nasi liwet semarang, dan ayam penyet Pendopo 21. Kami juga pesan sate kerang, sate ati ayam dan untuk esnya kami pesan andalan es di sini yaitu es jahe kelapa. Saya coba kuah pindangnya dulu ya, hmmm...nyam sedap banget kuahnya, apalagi dicampur dengan sambal bikin rasanya semakin lezat. Kalian harus cobain sendiri.
Mau pesan nasi pindang campur juga bisa. Nah Nasi Liwetnya juga tak kalah lezatnya, dengan suwiran ayam, dan sayur labunya,  hmmm yummy plus telur pindang, dan tahu opor. Mantap! Orang di meja sebelah saya sampai nambah satu porsi lagi..hehe...
Rasa soto ayam kudusnya .... he-he so pasti enak! Tidak heran ini menjadi salah satu favorit disini. Suwiran daging ayamnya juga menggunakan ayam kampung, plus tauge, kucai, dan tidak boleh ketinggalan adalah taburan bawang putihnya, membuat kuahnya semakin harum.
Sekarang giliran mencicipi ayam penyetnya dengan sambalnya yang pedas itu. Lebih nikmat lagi kalau makan ayam penyetnya masih panas. O iya, sate kerangnya juga enak. Menurut waiters-nya, sate ayam usus basahnya juga menjadi favorit disini. Akhirnya kami pesan es jelly pendopo... Lucu lho, bentuk jellynya bermacam-macam. Ada yang berbentuk telur puyuh, mata ikan, bunga, dan lain-lain. Rasanya enak dan menyegarkan. (Ita)

» Read More...

Soto Ayam Loso Purwokerto

Kota Purwokerto banyak sekali memiliki warisan kuliner yang enak dan di kota ini terdapat beberapa penjual soto yang enak dan cukup terkenal. Nah salah satu yang sangat terkenal disini adalah “Soto Ayam Jalan Bank H. Loso”. Soto yang sangat legendaris, pelanggannya pun banyak sekali mulai dari artis hinga pejabat negara seperti Ibu Megawati Soekarnoputri, Bapak Amien Rais dan terakhir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Hayo, siapa yang tidak penasaran dengan rasanya? Bahkan presiden saja mau mencicipinya. Makanya hari ini saya mau mencobanya.


Soto H. Loso ini memang khas kota Purwokerto, memiliki paduan rasa yang pas antara asin dan manis, dan ayam yang digunakan adalah ayam kampung. Sotonya berisi suwiran ayam kampung, ketupat, tauge, kerupuk mie, kerupuk warna, ditambah dengan daun bawang dan terakhir ditaburi dengan bawang goreng.
Mantap ya isinya he-he... apalagi ditambah dengan sambalnya. Sambal yang digunakan disini adalah sambal kacang ... pokoknya jos gandos deh! Rasa kuahnya lezat sekali, nikmat banget dan harganya juga terjangkau. Memang soto ini porsinya tidak terlalu besar, tapi cukup mengenyangkan juga kok.
Setiap harinya Soto Jalan Bank H. Loso bisa menjual 700 - 1.000 porsi lho, kalau weekend banyak juga pelanggan dari luar kota yang mampir dan banyak juga pejabat daerah yang sering makan disini. Soto Jalan Bank H. Loso juga sering melayani pesanan untuk acara-acara penting di Purwokerto. (Yudi)

» Read More...

Tongseng Jamur?

Saya mendapatkan info tentang tempat Jejamuran dari seorang teman saya yang tinggal di Yogyakarta, katanya tempat ini harus diliput karena unik dan semuanya tentang jamur. Makanya dalam kesempatan kali ini saya pergi ke Yogyakarta, saya mau mampir ke Jejamuran ini.
Lokasi Jejamuran berada di Jalan Magelang Km. 11, Yogyakarta. Sekitar 800 meter utara perempatan Beran Lor. Meskipun baru berusia 3 tahun tapi rumah makan yang satu ini sudah cukup dikenal dan banyak penggemarnya. Semua jenis makanan disini serba berbahan dasar jamur dan setiap menunya pasti berbeda jenis jamurnya. Siang itu saya dan teman-teman mencoba makan sate jamur (jamur tiram) dan tongseng jamur (jamur merang). He-he... baru kali ini saya dengar tongseng tapi berbahan jamur, menarik kan?

 
Begitu pesanan datang yang pertama langsung saya coba adalah Tongseng Jamur. Rasanya enak lho, tidak beda dengan tongseng pada umumnya meskipun yang ini disajikan bukan dengan daging kambing, melainkan dengan jamur. Sate jamur nya juga enak, rasanya seperti sate usus…. pokoke uenak!
Setelah makan kami menyempatkan melihat bagian belakang rumah makan Jejamuran ini. Bapak Ratidjo, pemilik Jejamuran ini mengizinkan kami melihat beraneka jenis Jamur yang di budidaya di Jejamuran. Wahh... banyak sekali jamurnya, bentuknya pun beraneka ragam. Hebat ya Pak Ratidjo ini, bukan hanya sekadar budidaya jamurnya saja, tapi beliau bisa membuat inovasi makanan-makanan baru dengan jamur tersebut, contohnya ya seperti Tongseng Jamur dan Sate Jamur yang kami makan tadi.
Terima Kasih banyak ya Pak Ratidjo karena sudah mengizinkan kami melihat perkebunan jamurnya. Jejamuran memang tempat yang tepat untuk mencoba kelezatan jamur. Disini kita bisa menemukan aneka snack dan makanan yang semuanya terbuat dari jamur. (Yudi)

» Read More...

Legenda Soto Yogya Kadipiro

Coba Anda bayangkan, dari tahun 1921 soto yang satu ini sudah ada. Namanya Soto Kadipiro, lokasinya berada di Jalan Wates, kurang lebih 1 km sebelah barat perempatan Wirobrajan Yogyakarta. Di kanan-kiri jalan ini terdapat banyak penjual soto, tapi asal muasalnya dari warung di sebelah utara jalan ini.


Pendiri soto ini adalah bapak Karto Wijoyo pada tahun 1921, dan beliau meninggal pada tahun 1972, saat ini Soto Kadipiro dikelola oleh generasi kedua, yaitu bapak Widadi Dirjo Utomo.
Soto Kadipiro buka jam 08.00 sampai habis, dan biasa cepat sekali habisnya. Jadi sebaiknya datang waktu masih pagi, rasa sotonya sebenarnya ringan, tapi rasa kuahnya gurih karena berasal dari kaldu ayam kampung, isi sotonya adalah suwiran ayam kampung, tauge dan kol, ditaburi daun bawang dan goreng.
Disediakan juga sebagai teman makan soto ini adalah ati ampela, tahu, tempe dan perkedel. Soto ini campur juga dengan nasi, jadi kalau anda takut kenyang, anda bisa pesan tanpa nasi.
Interior soto kadipiro juga layaknya rumah jawa zaman dulu, dengan dominasi cat berwarna hijau, ornamen-ornamen khas jawa, juga dipasang juga sangkar burung perkutut sebagai hiasannya. Oh iya Soto Kadipiro di seberangnya juga ada beberapa, sebut saja Soto Kadipiro II, Kadipiro Baru dan Kadipiro Plus, sebenarnya rasanya sama, karena ternyata mereka semua pewaris resep dari bapak Karto Wijoyo, juga yang tersebar di daerah Kalasan, Sleman, Kulon Progo dan Sentolo. (Yudi)

» Read More...

Ikan Kudu-kudu

Mata saya terbelalak bukan sekadar kiasan saat melihat ikan yang dihidangkan pelayan. Rasanya sedang bersiap menyantap setrika. Ikan aneh bernama kudu-kudu itu berbentuk kotak dan berwarna kelabu. Benar-benar mengingatkan saya pada alat penggosok baju. Perawakannya seram dengan mata belok dan kepala besar.


Rumah Makan Apong di Jalan Diponegoro, Makassar, Sulawesi Selatan, adalah salah satu restoran yang menyediakan masakan ikan kudu-kudu. Kulit ikan ini  sangat keras seperti cangkang kepiting. Sisiknya pun besar dan bertotol sehingga sepintas ikan seperti tak bersisik. Daging ikan tak terlalu banyak dan berwarna putih susu. Sementara durinya hanya sedikit. Itu pun duri besar, bukan duri tipis yang berada di tengah tubuh ikan. Jadi, ikan sangat mudah dan nyaman dicuil serta dimakan.
Bagaimana rasanya? Bersiaplah heran. Walau muka ikan terlihat sangar, rasanya sangat enak. Rasanya seperti daging ayam. Teksturnya yang seperti serat pun serupa dengan daging ayam. Saya mencoba dua masakan ikan kudu-kudu. Masakan pertama, kudu-kudu yang dibakar biasa. Masakan kedua, kudu-kudu dimasak fillet, potongan daging dibalur tepung kemudian digoreng. Anda bisa memakannya dengan sambal terasi, sambal tomat apel seperti sambal dabu-dabu, sambal kacang, atau sambal bawang merah mentah.
Kudu-kudu bakar dimasak tanpa bumbu sehingga cita rasa daging yang manis, lembut, dan juicy begitu terasa. Sebelumnya kudu-kudu dibelah dua di tengah dengan emecahkan cangkang kulitnya. Konon, kudu-kudu adalah ikan yang romantis. Masakan kudu-kudu adalah hidangan untuk sepasang kekasih.  Karena itu, cara memasaknya ikan dibelah dua. Masing-masing mendapatkan satu sisi kudu-kudu.
Kudu-kudu adalah ikan khas perairan Sulawesi. Ikan jenis ini tidak begitu sering ditangkap oleh nelayan. Laut dalam Sulawesi menyimpan kekayaan ikan yang unik nan eksotis. Rumah Makan Apong juga memiliki masakan ikan unik lain, yaitu ikan gindara. Daging ikan yang kenyal menandakan ikan masih segar. Warna putih susu yang dibakar dengan daun pisang menambah cita rasa. Namun, favorit saya adalah kudu-kudu, ikan bermuka seram dengan rasa lezat. Harga masakan untuk dimakan berdua relatif murah. Harga ikan kudu-kudu, nasi, dan sayur sekitar Rp 100.000.

» Read More...

Nasgor Kambing Pak Kumis

Wisata Kuliner di Jakarta tidak pernah ada habisnya, banyak tempat makan yang belum kami coba, kali ini kami mencari untuk makan malam di daerah dekat Harmoni, yaitu Nasi Goreng Kambing Barokah Pak Kumis. Kalau sering melewati Jalan Cideng yang mengarah ke Haromoni, maka di pertempatan Jalan Kesehatan terdapat penjual nasi goreng kambing yang sudah sangat terkenal dan selalu ramai di sepanjang malam.


Lokasinya mudah sekali terjangkau, berjualan di perempatan antara Jalan Kesehatan dan Jalan Suryo Pranoto (depan toko Guna Ban). Pemilik nasi goreng ini adalah almarhum bapak Pak H. Asngari  yang berasal dari Tegal, pertama kali berjualan nasi goreng kambing barokah, sekitar tahun 1958. Pak H. Asngari terkenal dengan panggilan pak Kumis, jadi namanya lebih terkenal dengan Nasi Goreng Kambing Barokah Pak Kumis yang sekarang diteruskan oleh anak-anaknya.
Dulu nasi goreng ini lebih dikenal dengan nasi goreng pak kumis pada sekitar tahun 1950-1970. Selain nasi goreng kambing, ada beberapa menu andalan lain dengan olahan daging kambing, yaitu sop dan tongseng. Seiring berjalannya waktu tempat ini juga menjual aneka makanan seperti pecel lele dan tapi malam itu kami pesan nasi goreng kambing dan sate kambing saja karena ini yang spesial disini. Cara masak nasi gorengnya sekaligus banyak, mengunakan wajan ukuran besar, jadi kalau pas dapat kebagian baru masak dan panas pasti tambah nikmat.
Nasi goreng kambingnya enak lho, daging kambingnya juga empuk apalagi bumbu yang digunakan menambah lezat, disajikan dengan taburan emping di atasnya, sebenarnya Anda bisa minta tambah pelengkap seperti telor dadar, martabak dan lain-lain. Lalu kami cicipi sate kambingnya, kali ini kami pilih menggunakan sambal kecap, karena kalau Anda suka dengan bumbu kacang, disini juga tersedia lho, tinggal bilang saja sama pramusajinya. Sate kambing dagingnya juga terasa empuk dan yang jelas bau kambingnya tidak terasa, ditambah dengan irisan bawang merah dan tomat menjadikan sate ini lebih nikmat.
Karena tempat ini berjualan sampai larut malam, Anda tidak perlu kawatir kalau malam-malam kelaparan nyari tempat makan. (Yudi)

» Read More...

Soto Kuning Pak Yusup

Jalan Surya Kencana memang terkenal sebagai pusat jajanan. Dulu kala jalan ini adalah kawasan pecinan dan sekarang menjadi salah satu tempat wisata kuliner di Bogor. Nah, kali ini kami ingin menceritakan salah satu soto yang cukup legendaris di kota ini, yaitu Soto Kuning Pak Yusup.
Pak Yusup berjualan sejak tahun 1970-an, dulu masih menggunakan pikulan dan berjualan keliling. Tapi sekarang beliau menggunakan gerobak dorong dan mangkal di trotoar (sebelah kiri jalan sebelum Gang Aut) dekat dengan ATM BCA, gerobaknya juga bersebelahan dengan bakso kikil Pak Jaka.


Soto Kuning Pak Yusup menggunakan santan dan berisi daging dan jeroan seperti usus, hati, babat, paru, limpa, otak, dan kikil. Kita bisa pesan Soto Campur atau bisa juga memilih sendiri daging dan jeroannya, dan akan dihitung per buah. Makannya tentu saja dengan nasi putih. Saya hanya memilih dagingnya saja karena memang saya membatasi makan jeroan, kolesterol euy. Mirip dengan soto betawi ya ada santannya, hanya saja soto khasnya kota Bogor ini  berwarna kuning.
Kuah soto kuningnya terasa sedap sekali, apalagi dimakan saat masih panas, wahh yummy sekali. Santannya berasa dan dagingnya juga empuk. Kalau Anda suka, bisa ditambahkan dengan sambal ijonya supaya lebih spicy. Tidak berasa nasi saya hampir habis karena keenakan makan soto ini, padahal saya masih ingin mencoba makanan yang lain. He-he... Rasanya memang benar-benar enak sih, enggak rela kalau tidak sampai habis makannya.
Tidak heran orang-orang sampai rela mengantre, bahkan ada yang makan sambil berdiri karena  tempat duduknya sangat terbatas. Soto Kuning Pak Yusup ini harus Anda coba kalau berkuliner ke Bogor, beliau mulai berjualan dari jam 2 siang sampai jam 9 malam. Harganya juga lumayan murah ko. Selamat mencoba Soto Kuning Pak Yusup. (Ita)

» Read More...

Sop Buntut Kafe Dulang

Kami sering sekali melewati Kafe Dulang setiap kali melintasi daerah Kuta. Teman saya juga pernah bilang kalau sop buntut di situ enak sekali. Nah, malam ini saya dan teman-teman sengaja mau makan malam di situ karena saya ingin membuktikan perkataan kak Sherly, teman saya itu.
Tempatnya sangat cozy, ada beberapa tempat duduk yang ditempatkan di terasnya dan sangat dekat dengan trotoar. Dan dengan cahaya lampu yang remang-remang membuat suasananya menjadi lebih hangat. Saya dan teman-teman berjumlah 6 orang, dan menempati sebuah meja yang berisi pas 6 kursi he-he-he....
 


Kami langsung melihat-lihat menu yang ditawarkan Kafe Dulang. Menunya sangat beragam, dari menu ala Indonesia, Asia, sampai Barat juga ada. Dan kami memilih nasi hainam, sop buntut, dan beef stroganoff.
Sambil menunggu pesanan kami datang, kami mengobrol sambil bercanda. Ada juga yang asyik BBM-an dengan sang pacar he-he-e. Akhirnya datang juga pesanan kami. Yang pertama datang adalah pesanan Eric, beef stroganoff.... daging sapi yang dimasak dengan paprika dan saus seperti mayonaise. Saya cicipi sedikit, dan rasanya ternyata enak lho. Unik juga rasa bumbunya, daging sapinya juga lembut dan tampak cocok saja disajikan dengan nasi.
Menu berikutnya yang datang adalah nasi hainam ayam dan sop buntutnya. Kita coba nasi hainamnya dulu, ya. Rasa ayamnya, duh, enak sekali lho. Bumbunya  meresap sampai ke dalamnya, dan dagingnya juga empuk banget. Yummy banget deh ini ayamnya. Begitu pula nasi hainamnya... rasanya benar-benar enak. Belum lagi ditambah dengan kuah kaldunya yang hangat, buat perut saya jadi terasa hangat. Mantap deh ini nasi hainam ayamnya.
Sop buntutnya juga enak banget. Tidak heran ini menjadi salah satu menu favorit di Kafe Dulang. Rasa kuahnya lezat tiada duanya, dan buntutnya juga empuk. Cobain deh sop buntutnya enak banget soalnya. Ada kacang merahnya juga di dalam kuahnya, jadi semakin suka saya sama sop buntutnya.
Teman-teman saya juga suka sekali dengan sop buntut disini. Kak Budi juga sampai makan dua macam lauk seperti saya, sop buntut dan nasi hainam ayam. Toplah makanan Kafe Dulang. Nanti saya pasti mampir ke sini lagi kalau berkunjung ke Bali lagi. (Ita)

» Read More...

Soto Pak Min Khas Solo

Ingin sekali rasanya makan soto yang rasa kuahnya sedap dan segar, tapi dimana ya? Setelah saya tanya sana-sini, akhirnya saya dapat referensi juga dari Mba Anggi. Dia menyuruh saya mencoba soto yang ada di dekat Pasar Santa, Jakarta Selatan, namanya adalah Soto Pak Min. Menurutnya, soto ini “endess banget” yang artinya “enak banget”.


Lokasi tepatnya berada di Jalan Cipaku I, seberang toko bakmi 88 dan memang dekat sekali dengan Pasar Santa. Sewaktu kami datang kesana sekitar jam 2 siang dan sudah hampir habis. Untung saja masih ada soto tersisa untuk kami berdua. Mereka hanya berjualan dari jam 6 pagi sampai jam 3 sore saja. Menurut Bu Nining, pemiliknya, tempat ini ramai sekali kalau pagi dan jam makan siang. Banyak orang mampir untuk sarapan pagi dulu sebelum berangkat ke kantor. Meskipun warung soto milik Bu Nining ini sederhana, tapi sudah punya pelanggan tersendiri. Tempatnya cukup bersih lho dan biasanya ada pengamen tetap yang menyanyi keroncongan disini. Makan soto sambil dengerin musik keroncong, he-he... seru juga.
O iya, tapi kenapa namanya Soto Pak Min ya? Karena saya penasaran, saya memberanikan diri bertanya kepada Bu Nining.
Dengan semangat Bu Nining menjelaskan bahwa  Pak Min adalah ayahnya, dan bernama lengkap Bapak Tukimin Suwondo. Ayahnya lah yang merintis usaha  ini sejak tahun 1985, tapi sekarang usaha Soto Khas Solo ini diteruskan oleh Ibu Nining.
Seperti apa ya rasanya soto khas Solo? Langsung saja kita coba!
Semangkok soto ayam berkuah kuning bening sekarang sudah berada di depan saya, dan aromaya .... mmmhh.... sedap sekali. Dari penampilannya saja sudah membuat saya tergiur. Sotonya berisi soun, suwiran daging ayam, tauge, seledri dan tomat. Saya beri sedikit air jeruk nipis supaya rasanya lebih segar, kemudian saya beri sambal. Langsung saja saya santap.
Slurrpppp........ !! Enak banget, segar, sedap... Mantap rasanya. Saya jadi setuju dengan mba Anggi, “endes banget”. Rasa kuah kaldu ayamnya sangat sedap, serius ini enak lho. Anda harus mencoba soto Pak Min ini.
Senang sekali rasanya bisa menemukan Soto Pak Min, karena rasanya benar-benar sama seperti yang saya bayangkan tadi sebelumnya, sedap dan segar. Sukses terus ya Bu Nining. (Ita)


» Read More...

Nasi Uduk Kota Intan

Kita bisa menemukan banyak sekali nasi uduk di kota Jakarta, Kebon Kacang lah yang menjadi ikon dari nasi uduk di kota Metropolitan, Jakarta. Ya karena konon dari Jalan Kebon Kacang itulah nasi uduk mulai terkenal kemana-mana. Sekarang ini, banyak sekali nasi uduk Kebong Kacang, dari yang asli sampai yang palsu bertebaran dimana-mana. Tapi kali ini teman saya mbak Anggi mengajak saya dan teman-teman untuk mencoba nasi uduk yang lain, bukan nasi uduk kebon kacang, tapi Nasi Uduk Kota Intan.
 


Nasi Uduk Kota Intan terletak di Jalan Samanhudi, Pasar Baru, di depannya Gereja GKI. Tapi Anda hanya akan menemukan nasi uduk ini saat sore tiba. "Meskipun hanya warung tendaan, tapi nasi uduk yang satu ini tidak kalah enaknya dengan nasi uduk kebon kacang," ujar mbak Anggi. Tempatnya memang di pinggir jalan, tapi pengunjungnya banyak sekali. Hampir semua kursi terisi lho.
Yup, malam itu kami beramai-ramai makai di warung tenda tersebut,  kita bisa pilih sendiri menu-menu yang kita mau, ada ayam goreng, ayam kalasan, tahu, tempe, usus, ati, ampela, tumis kangkung, dan lain-lain. Kali ini kami pesan ayam goreng, ayam kalasan, tahu goreng, usus goreng, tumis kangkung dan ati ampela. Dan tentu saja tidak lupa sambal yang di buat langsung oleh pelayannya. Fresh from the cobek  he-he...
Begitu makanan kami sampai, saya dan teman-teman langsung makan. Perut kami lapar sekali setelah jalan-jalan di Ancol tadi. Yang bikin saya suka dengan nasi uduk ini adalah karena sambalnya yang enak sekali, segar dan pedas. Beda dengan sambal nasi uduk lainnya, sambalnya fresh dan rasanya mantap abis, membuat ayam gorengnya terasa nikmat sekali di mulut.  Ayam Gorengnya sendiri terasa gurih dan terasa lebih cocok lagi dengan sambal tadi. Tahu gorengnya juga enak. Ususnya minta goreng kering, biar lebih crunchy. Ayam Kalasannya juga enak kok. Menurut saya semuanya enak, sambalnya juara banget.
Wahh mantap deh makan nasi uduk kali ini. Puas sekali saya dengan nasi uduk kota Intan ini. Selamat mencoba nasi uduk Kota Intan teman-teman. (Ita)

» Read More...

Soto Padang Mangkuto

Kali ini kami mencari soto yang katanya salah satu warisan kuliner Indonesia yang tiada duanya, yaitu Soto Padang, yang tentunya makanan khas kota Padang, Sumatra Barat. Tapi yang ini bukan soto padang biasa, menurut teman saya ini adalah soto padang terenak yang pernah dia coba, namanya adalah Soto Padang Mangkuto. Hmm jadi pengen tau seperti apakah rasanya. Makanya Sabtu siang kemarin saya pergi ke Soto Padang Mangkuto tersebut.
 


Lokasinya sangat mudah dicari, di Jalan Pintu Air no 26, Pasar Baru, Jakarta Pusat, tapi memang plang namanya sangat kecil sekali jadi tidak terlalu kelihatan. Rumah makannya berwarna coklat muda, dan persis berada di sebelah money changer. Sedikit perjuangan memang untuk parkir di daerah ini, tapi demi soto padang yang terenak ini, kami rela deh parkir di seberangnya.
Begitu masuk, aroma soto nya sudah tercium. Waduh... ramai sekali, dari anak kecil sampai kakek nenek tampak semangat menyeruput sotonya. Untung saja ada orang baru selesai makan, jadi kami bisa langsung dapat tempat duduk. Kami pesan dua porsi soto padang.  Selama kami menunggu, kami nyemil kerupuk merah yang disajikan di meja. Enak tenan, tidak terlalu berminyak dan sangat renyah. Kerupuk paru dan kerupuk kulit juga ada. Kemudian disini juga ada jajanan pasar yang bernama Kue Bugis, kue yang dibungkus dengan daun pisang dan rasanya ... yummy, kenyal-kenyal dan berisi parutan kelapa yang manis legit. Enak banget kue bugisnya.
Soto Padangnya datang juga, he-he-he... mangkoknya ternyata kecil sekali. Warna kuahnya coklat bening dan berisi soun, daging sapi yang digoreng kering, perkedel kentang, dan daun bawang. Sluuurrrpp.... wahh enak sekali kuahnya, padahal ini belum saya tambahkan sambal lho. Saya ambil sambalnya yang khas padang itu, saya aduk-aduk dan langsung warnanya berubah menjadi sedikit kemerahan. ... slurrppp... rasanya jadi lebih enak lagi. Daging sapinya terasa sangat cruncy, dan tidak keras. Benar-benar beda dengan soto padang yang lain. Anda harus cobain soto yang satu ini, bener-bener recommended!
Soto Mangkuto berdiri sejak tahun 1966, dan kabarnya sekarang sudah generasi ketiga. Hebat ya meskipun udah generasi ketiga tapi masih bisa menjaga rasanya tetap enak. Pantas saja mereka disebut sebagai salah satu legenda wisata kuliner Jakarta. Saat ini mereka juga sudah mempunyai cabang di depan gerbang kampus Uhamka, Kebayoran Baru.
Cobain ya temen-temen, ini bener-bener enak sekali. Nggak akan menyesal makan disini, kami saja ingin makan disana lagi besok he-he-he... (Ita)

» Read More...

Favourite